Image1 Image2 Image3 Image4 Image5 Image6 Image7

Senin, 11 Januari 2010

undefined undefined

0 Berita kesukaan kepada gembala-gembala di padang Efrata


Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. (Lukas 2:8)

Di daerah Israel Palestina, kemanapun kita pergi akan selalu dijumpai gembala-gembala. Gembala biasanya mengenakan jubah kulit, sebuah tongkat selalu melekat ditangannya dan seringkali juga dijumpai mereka dengan anak domba yang terluka terpanggul dipundaknya. Yesus seringkali digambarkan di lukisan ataupun kartu pos sebagai seorang gembala dengan tongkat ditangan dan memanggul anak domba dipundaknya. Sepanjang Alkitab hampir selalu ditemui gembala, Abraham dengan kawanan ternaknya, Daud dalam salah satu Mazmurnya yang terkenal mengatakan "Tuhan adalah gembalaku"

Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. (Mazmur 23).

Tetapi sesungguhnya, didalam kehidupan sehari-hari seorang gembala umumnya adalah seorang yang miskin. Masyarakat marginal yang terkebelakang yang mengais hidup hari demi hari dan selalu siap sedia menghadapi bahaya baik itu serangan alam, binatang buas, ataupun manusia.

Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (Lukas 2:2-11)

Inilah pemberitahuan pertama akan kelahiran Yesus, dan berita kesukaan besar ini disampaikan kepada gembala. Bukannya raja, bukan nabi, ataupun orang-orang besar lainnya. Tetapi justru kepada gembala, si orang kebanyakan, orang-orang miskin yang bekerja siang dan malam hanya untuk hasil yang belum tentu cukup untuk makan sehari itu saja. Dan diperlukan malaikat untuk memberi kabar kepada orang-orang seperti ini.

Tetapi, Yesuspun berulang kali mengumpamakan diriNya sebagai seorang gembala. "Akulah gembala yang baik" demikian katanya. Seorang gembala lebih banyak hidup dialam luas daripada didalam rumah. Seorang gembala juga lebih banyak hidup bersama kawanan binatang daripada bersama manusia. Dan seorang gembala bersedia mengorbankan dirinya demi kawanan ternaknya. Bilamana ada binatang buas yang mengancam, maka gembala akan mempertaruhkan nyawanya mengusir binatang buas itu demi keselamatan domba-dombanya. Gembala juga akan menuntun domba-dombanya kearah rerumputan hijau segar dengan air tenang. Dan tentu merupakan hal yang pantas dan wajar bila gembala-gembala inilah orang-orang yang pertama kali mendapat kabar kesukaan.

Ada dua arti dalam pemilihan gembala-gembala ini. Pertama, kedatangan Yesus adalah untuk orang-orang yang berjuang demi kehidupan. Orang-orang marginal yang memerlukan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Kedua, Juru Selamat yang datang ini adalah gembala, bukannya panglima perang seperti yang selalu diharapkan orang-orang Israel pada waktu itu.

Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." (Lukas 2:12)

Didaerah perbukitan Betlehem terdapat banyak gua-gua, didalam gua-gua inilah biasanya para gembala bersama ternaknya berteduh. Didalam gua kandang tempat ternak ini tersedia sebuah palungan, terbuat dari tanah liat atau barangkali terbuat dari sebuah batu yang utuh. Dan tentu saja dingin, sehingga biarpun Maria menutupi bayi Yesus dengan lampin tetap saja kedinginan itu tetap terasa menusuk tulang.

Didalam berbagai cerita tradisional digambarkan ada seekor sapi dan seekor keledai yang meniupkan napas hangat mereka untuk menghangatkan sang bayi. Ada banyak cerita seperti ini, betapa sang sapi dan sang keledai berbahagia sekali karena mereka mengenal pencipta mereka. Dalam berbagai lukisan yang menggambarkan suasana dikandang tempat kelahiran Yesus itu, seringkali tampak gambar sapi dan keledai yang melongokkan kepalanya kedalam palungan untuk meniupkan napas hangat menghangatkan bayi Yesus.

Pada abad kedua St Justin Martyr berhasil mengidentifikasi gua kandang tempat Yesus dilahirkan. Kaisar Constantine, Kaisar Romawi pertama yang beragama Kristen dan kemudian menjadikan Kristen sebagai agama negara, kemudian membangun 'Church of The Nativity', Gereja Kelahiran Yesus Kristus, pada th 333 Masehi. Pada awal abad keenam gereja itu hancur, dan dibangun kembali pada bentuk yang sekarang ini pada th 527-565 Masehi pada masa pemerintahan Kaisar Justinian. Didalam gereja tersebut ada sebuah palungan yang diyakini digunakan menempatkan bayi Yesus. Sedang tempat Yesus dilahirkan ditandai dengan gambar bintang pada sebuah batu marble.

Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (Lukas 2:17-19)


0 komentar:

Feeds Comments